Mungkin hampir setiap orang
pernah merasa dirinya seperti sampah, tidak berguna dan bahkan menyusahkan
orang lain. Kondisi seperti ini biasanya terjadi ketika menginjak umur 20
hingga 30an, masa-masa di mana mau minta uang ke orangtua tapi malu, kalau gak
minta kok lagi butuh, mau usaha kok gak progres-progres. Ya begitulah, mungkin
tidak semua orang pernah mengalami hal seperti ini, tapi mayoritas pasti
pernah.
Untuk manteman yang sedang
dalam fase itu, tampaknya kita perlu belajar pada terasi. Yup, salah satu bahan
makanan yang terbuat dari udang terasi atau ikan rucah yang digarami dan
dibiarkan mengalami pembusukan itu, dan dari pembusukan itu biasanya akan
timbul bau menyengat yang tidak enak. Tetapi terasi inilah yang mengambil peran
sentral dalam dalam proses terciptanya sambal terasi yang maknyus. Mungkin
sambal terasi itu tidak akan senikmat biasanya, jika terasi yang terbuat dari pembusukan udang
itu diganti dengan udang terasi yang tidak busuk.
Jadi pembusukan itu tidak
selamanya buruk. Bahkan bisa jadi pembusukan itu menjadi salah satu dari
rangkaian penting dalam proses menuju hal-hal yang baik, yang lebih berguna dan
lebih nikmat. Jika sekarang kita merasa tidak berguna, menyusahkan orang lain,
serba tidak enak dan susah dalam melakukan sesuatu, ingatlah terasi! Boleh jadi,
kita sedang mengalami fase pembusukan, untuk menjadi “terasi-terasi” yang menjadikan
hidup maknyus di kemudian hari. Ee.. tapi kalo pembusukannya berhasil ya! Kalau
gagal ya, wassalam.
Yak, jadi begitulah pelajaran
dari dunia per-terasi-an. Kita boleh saja mengalami fase-fase pembusukan,
tetapi kita harus tetap memiliki harapan-harapan untuk menjadi baik dan berguna
setelahnya dan tidak pernah putus asa. Yaa meskipun nggak tau kapan, yang jelas
kita tetap optimis dan berusaha semampu kita untuk menyelesaikan proses
pembusukan dengan perfect. Sehingga bisa menambah cita rasa hidup, menjadi
hidup yang maknyus!
Begitulah, salam terasi!
0 Komentar