Musim hujan menjadi salah satu momen yang membuat saya sedikit
galau.
Pasalnya, ketika hujan tugas saya akan bertambah
dua kali lipat. yang asalnya hanya mencuci piring, malah ditambah harus
membersihkan kencing kucing yang jika buang air tak tahu etika. Mengenai hal
ini, saya berasumsi mungkin kucing-kucing itu res-resen sebab
kedinginan.
Yang asalnya hanya mengepel sekali, malah harus
mengepel berkali-kali karena lantai tak kunjung kering. Tak hanya itu, masih
banyak sambat-sambat lain yang ingin saya utarakan kepada
pembaca, serta berbagai macam persoalan yang harus ditangani ketika musim
hujan. Namun, untuk menghemat waktu, mungkin tidak akan saya sampaikan di sini.
Namun, dibalik semua pakewuh yang
harus saya rasakan ketika musim hujan itu, saya yakin ada hikmah
tersendiri yang pasti akan saya dapatkan. Sebab, guru saya pernah dawuh kepada
saya;
“nek kowe neng pondok gelem sengsoro, ngko lak
pas ning masyarakat urepmu kepenak.”
(jika kamu ketika di pondok itu mau bersusah
payah, maka nanti ketika kamu sudah bermasyarakat, maka hidupmu akan enak).
Dawuh inilah yang selalu saya ingat jika saya
merasa berat sewaktu menjalankan tugas saya di pondok.
Dawuh ini juga menjadi penyemangat tersendiri
dikala saya merasa malas mengerjakan tugas-tugas saya.
Saya sangat yakin, dawuh guruku ini benar
adanya. Karena guru saya dulu juga pernah mondok, beliau sering bercerita
kepada saya mengenai suka-duka ketika dulu beliau mondok. Mulai dari makan nasi
karak, sampai terkena penyakit kanker (kantong-kering).
Dan sekarang, bisa dibilang guruku memiliki
kehidupan yang serba kecukupan.
yah, setidaknya beliau tidak pernah kehabisan
uang dan juga tak pernah mengajukan proposal.
Salah satu tips dari guruku agar kita selalu
dicukupi oleh Alloh adalah dengan cara pasrah hanya kepada Alloh. Tentu bukan
hal yang mudah. Namun, apa salahnya mencoba?.
Kata guru saya, dengan berpasrah kepada Alloh
dan tidak mengharap pemberian makhluk, maka rezeki akan datang dengan
sendirinya.
Hal itulah yang membuat saya termotivasi untuk
kelak bisa seperti guru saya, yaitu menjadi orang yang hanya bergantung kepada
Alloh, dan bukan selainNYA.
Saya juga berharap, semua jerih payah saya
ketika menuntut ilmu, dapat berbuah manis dan bisa saya rasakan hasilnya suatu
hari nanti.
Yang pasti, saya tak tahu kapan hal itu akan
terjadi.
Sekarang saya hanya bisa menunggu, menunggu, dan
menunggu sampai hari itu tiba. sebab segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak
akan bisa diperoleh secara instan. Seperti yang telah didawuhkan oleh Resi
Bening;
“Hidup ini proses, bukan protes.”
0 Komentar