Di sepanjang jaman, cinta
selalu menjadi alasan terkuat. Atas nama cinta, yang berat jadi tidak terasa.
Yang jauh terasa dekat, yang tak mungkin menjadi mungkin. Cinta tak mengenal
apa itu pengorbanan. Cinta tak lagi melihat siapa untung dan siapa buntung.
Dengan cinta semua menjadi masuk akal. Asal tak salah kepada siapa ia harus
berlabuh, cinta mustahil akan mengecewakan.
Tapi
karena hidup ini tak menjanjikan selalu yang mulus-mulus saja. Maka sakit hati
karena cinta, sudah menjadi pemandangan yang biasa kita saksikan. Bagaimana
dengan anda, pernahkah seperti PatKay yang lalu mencoba bertahan dalam
"derita cinta yang tiada akhir"?
Ketahanan
setiap orang dalam menghadapinya bisa sangat berbeda. Pengalaman mungkin tidak
begitu penting. Karena cinta adalah tentang rasa, terkadang suka berlebihan.
Membumbung tinggi ketika senang, lalu terhempas "ke tanah" ketika
kecewa.
Mencintai
sesuatu yang bisa mati, maka bersiap untuk kecewa adalah sikap yang bijak.
Saya
yakin anda sudah sangat tahu, siapa yang tidak bisa mati dan siapa manusia
terbaik yang pernah ada. Ya, jika cinta kita labuhkan untukNYA dan kekasihNYA,
sudah barang tentu itu semacam kartu garansi bahwa hati anda tak bakal kecewa
dunia akhirot.
Tapi
sekali lagi, bukan dunia namanya bila semua lurus-lurus saja.
"Kesalahan"
yang sering tidak disadari adalah hampir setiap orang berusaha untuk melupakan
cerita lama yang sama sekali tidak menyenangkannya itu. Mengapa salah, karena
untuk urusan lupa-melupakan ini urusan TuHan. Lupa adalah bagian dari
rejekiNYA. Dibanding melupakan akan lebih realistis bagi manusia untuk
merelakan, karena rela itu urusan manusia.
Mustahil
manusia bisa memilih akan melupakan yang mana. Tapi kita bisa memilih mana yang
akan kita relakan pergi.
Dengan
begitu bisa dibilang urusan cinta anda sudah tertangani dengan tepat. Karena
bagaimana akan mencintai orang lain, bila untuk diri sendiri tidak. Cintai diri
sendiri lebih dulu secara benar, agar cinta kemudian meluas dengan sendirinya.
Menjaga
hati dari setiap perkara yang bisa membuatnya tak stabil itu pertanda bahwa ada
cinta untuk diri sendiri, karena mati bisa datang sewaktu-waktu. Sembari
menunggu, relakan yang perlu. Cintai yang perlu.
Jika
rela tak kunjung dapat dilakukan, jangan-jangan cinta ini telah salah alamat.
Alih-alih kepada TuHan dan kekasihNYA. Jangan-jangan dunia ini sudah menjadi
tempat berlabuhnya cinta...(?)
0 Komentar