Senja itu terbersit dalam
benaknya betapa tidak masuk akalnya orang yang mempunyai keinginan berumur
panjang sehingga berdoa agar dipanjangkan umurnya setiap ulang tahun, termasuk
dirinya sendiri dulu. Dulu sempat pula ia janggal dengan kata-kata Soe Hok Gie
yang sering ia baca dan dengar saat belajar di kampus, sekarang sudah ia
insyafi. Gie berkata bahwa orang yang paling beruntung adalah orang yang tidak
pernah dilahirkan, lalu orang yang mati muda dan yang paling sial adalah orang
yang mati di usia tua seperti dirinya. Ya, kini ia merasa ruang dan waktu
seolah bersekongkol melaknat dan menghukumnya. Mengucilkannya dengan kesepian
di tengah dunia yang semakin ramai. Merabunkan penglihatannya di tengah dunia
yang semakin warna-warni. Menulikan pendengarannya di tengah dunia yang semakin
hingar bingar.
Bertumpuk
kesedihannya atas sahabat-sahabat karibnya yang satu persatu namanya tertulis
di kolom obituari majalah bisnis bulanan yang masih rutin dikirim ke alamatnya.
Semakin bertumpuk kesedihan itu jika yang mati adalah keluarganya. Agak maklum
jika yang meninggal lebih tua darinya. Tapi di usianya kini dia telah merasakan
kesedihan ketika mengantarkan 5 anak dan 3 cucunya ke tempat peristirahatan
mereka yang terakhir.
Bukan
usia panjang yang paling ia sesali, tapi lebih pada tentang bagaimana ia mengisi
usia yang panjang itu. Ia merasa menjadi orang yang tersial karena berumur
panjang dan panjang pula daftar kesalahan bahkan kejahatan yang telah ia
lakukan. Di dalam benaknya terreka ulang keburukan-keburukannya sejak sebelum
dan selama ia menjadi seorang taipan sekaligus mafia. Perampasan, penipuan,
penindasan, pemerasan, pemerkosaan, dan banyak lagi kejahatan lainnya.
Adzan
magrib berkumandang ketika ia masih tenggelam di dalam lamunan tentang masa
lalunya. Ia tersadar dan meraih gelas berisi teh buatan cucunya yang dengannya
ia tinggal. Ia berdoa dengan terbata, berusaha mengingat setiap kata dari doa
yang pernah dihafalnya pada masa kecil. Cairan hangat itu masuk membasahi
rongga mulut dan tenggorokannya yang kering. Tiba-tiba saja ada perasaan bahagia
dan damai melingkupi dan mendekapnya. Tanpa bisa berkata apapun, hanya mampu
memejamkan mata dan membiarkan perasaan itu mendekapya semakin erat. Perasaan
sedih dan sesal yang sebelumnya ia rasakan menguap begitu saja. Ia berbalik
menjadi sangat bersyukur masih hidup di detik itu dan berharap bisa kembali
merasakan hal yang sama tahun berikutnya.
0 Komentar