Tiada salah memulai berproses diri dengan
menulis, seiring yang telah sering di dawuhkan Romo Guru Siddi Mifathul Lutfi
Muhammad al-Mutawakil yakni, “menulis” entah itu menterjemah, menyalin, dan
mensyarah adalah bukti intelektualitas kita terakui.
Maka mari mengenal tentang biografi,
ar-Robi’ bin Sulaiman adalah sahabat sekaligus murid Imam Syafi’I yang mencatat
kitab ar-Risalah. Naskah catatannya yang berbentuk manuskrip terdapat di
perpustaka’an Darul kutub al-Mishriyyah.
Didalam bait kitab ar-Risalah menuturkan;
(قَالَ
أَبُوْلقَاسِمِ عَبْدُالرَّحْمَنِ بِنْ نَصَر قَالَ : نَا أَبُوْ عَلِيّ الْحَسَن
بِنْ حَبِيْب قَالَ : نا)الرَّبِيْع بِنْ سُلَيْمَان قَالَ:
أَخْبَرَانَا أَبُوْ عَبْدُالله مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيْسَ بِنْ عُثْمَان
بِنْ شَافِع بِنْ السَّاءِبِ بِنْ عُبَيْدِ بِنْ يَزِيدَ بن هَاشِمٍ بن
المُطَّلِبِ بن عَبْدِ مَنَافٍ الْمُطَّلِبِيُّ, إِبْنُ عَمِّ رَسُوْلِ اللهﷺ
“Ar-Robi’
bin Sulaiman berkata: “Kami mendapat kabar dari Abu Abdulloh Muhammad bin Idris
bin al-Abbas bin Ustman bin Syafi’I bin as-Saib bin ‘Ubaid bin Abu Yazid bin
Hasyim bin Muthollib bin Abdi Manaf al-Mutholibi [anak paman Rosululloh saw.]
berkata;”
الحَمْدُلله
الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِ, وَجَعَلَ الظُّلُمَات وَالنُّوْرَ,
ثُمَّ الْذِّيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُوْنَ.
“Segala puji bagi Alloh, yang telah
menciptakan langit dan bumi serta membuat gelap dan terang, kemudian [justru]
orang-orang yang kafir menyekutukanNYA”.
وَالْحَمْدُلِلَّه
الَّذِي لَايُوءَدَّي شُكْرُ نِعْمَةٍ مِنْ نِعَمْهِ الِاَّ بِنِعْمَةٍ مِنْهُ,
تُوْجِبُ عَلَى مُوءَدِّي مَاضِي نِعَمِهِ بِأَدَاءِهَا: نِعْمَةً حَادِثَةً
يَجِبُ عَلَيْهِ شكرُهُ بِهَا.
“Segala puji bagi Alloh, yang tidak
mengganjar rasa syukur kepadaNYA, kecuali dengan nikmat dariNYA. Nikmat yang
telah dianugerahkan di masa lampau pun diiringi oleh nikmat baru yang harus
disyukuri juga”.
وَلَايَبْلُغُ
الْوَاصِفُوْنَ كُنْهَ عَظَمته الذِّي هو كما وَصَفَ نَفسَه, وَفَوْقَ مَا
يَصِفُهُ بِهِ خَلْقَهُ.
أَحْمَدُهُ حَمْدًا
كَمَا يَنْبَغِ لِكَرَامِ وَجْهِهِ وَعِزِّ جَلَالِهِ.
“Tak ada seorang pun yang mampu menjelaskan
intisari keagungan TuHan. Sebagaimana dinyatakan oleh diriNYA sendiri, [DIA] di
atas segala deskripsi makhlukNYA”.
“KepadaNYA Mutlaq saya haturkan segala
pujian, sebagaimana kemulia’an dan keagungan Alloh”.
Sebagaimana pujian yang telah disusun
beberapa bait didalam Kitab “ar-Risalah”, menukil dari Kitab Riyadhus Sholihin
adanya dalil baik berupa al-qur’an maupun al hadis, Syaikh Imam Abu Zakariyah
bin Syarof an-Nawawi ad-Dimasqyi telah menyusunnya, yakni Kalamulloh;
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan, [ingatlah], ketika TuHan Robbmu
memaklumkan: “Demi [kekuasa’anKU]! Apabila kamu bersyukur, pasti AKU tambah
[nikmat-nikmatKU] kepada kamu, dan tentu apabila kamu mengingkari
[nikmat-nikmatKU], Maka, Sungguh siksaKU benar-benar sangat keras”.(Qs. al Ibrohim[13]:7)
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا
لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena
itu, ingatlah kepadaKU [Alloh], [pasti] AKU ingat [pula] kepada kamu, dan bersyukurlah kepadaKU, dan
janganlah kamu mengingkari [nikmat]Ku [Alloh jalla
jalluh]”.(Qs.al-Baqoroh[2:152)
وَقُلِ الْحَمْدُ
لِلَّهِ
Dan,
katakanlah [Kanjeng Nabi Muhammad saw.]; “Segala puji Mutlaq hanya bagi
Alloh”.(Qs.al-Isrô’[17]:111)
وَآخِرُ
دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dan,
penutup do’a mereka yakni; “Segala puji Mutlaq hanya bagi Alloh, Robb semesta
Alam”.(Qs.Yunus[10]:10)
Next
ke 2
0 Komentar