Bertemanlah
dengan siapa saja, jangan pandang siapa dia , carilah dampak
positif yang membuatmu semakin takut hanya kepada Alloh, pahami setiap perilaku
orang dengan pandangan kasih sayang . Hilangkan pikiran kotor kepada siapapun
meskipun itu orang munafik . Karena hikmah bisa muncul dalam diri orang munafik
untuk menuju pemiliknya yang sejati . Dengan memperbanyak teman maka akan luas
pemahaman pengetahuan pun pula dengan banyak karakter orang yang ada di
sekitarmu.
Setiap
orang memiliki potensi yang sangat luar biasa yang jarang di ketahui
oleh dirinya sendiri, disinilah kita semua bisa belajar dan mengambil hikmah
dari siapa yang seperti yang di dawuhkan oleh sayidina Ali :
خُذِ ا لْحِكْمَةَ اَنِّى كَا نَتْ. فَاِنَّ ا لْحِكْمَةَ تَكُوْن فِيْ صَدْرِ
الْمُنَا فِقِ فَتَتَلجْلَجُ فِيْ صَدْرِ هِ حَتَّى تَخْرُجَ فَتَسْكُنَ اِل.صَوَا
حِبِهَا فِيْ صَدْرِ الْمُوءْ مِنِ
“Ambilah hikmah di mana pun ia berada. Hikmah tak betah di dada
orang munafik sehingga ia keluar dan menuju pemilik sejatinya di hati orang
beriman” Ali ibn Abi Tholib
Pada
suatu masa, Ada tokoh di madinah yang bernama Abdullah bin Ubay dia adalah
gembong kaum munafik yang tinggal di madinah, dia sangat resah karena
kedatangan Rasululloh saw, karena kedatangan nabi di anggap oleh nya akan
menjadi penghalang untuk menguasai kota madinah yang semulanya abdullah bin
ubay akan di angakat menjadi tokoh karena bisa meredam ketegangan
antara kabilah Aus dan Khazraj.
Namun
pengaruh Abdullah bin ubay pudar dan akhirnya Rasululloh menjadi pemimpin di
madinah. Saat itu Abdulloh bin ubay masuk islam begitupun kabilah Aus dan
Khazraj. Meskipun masuk islam Abdullah bin ubay, dia memusui Nabi
Muhammad saw dengan cara halus , mengadu domba menyebar fitnah dan banyak
lainnya.
Berbeda
dengan anak Abdullah bin ubay yaitu Hubab dan Abdullah yang paling terlihat
semangat dalam perang badar, perang uhud dan perang perang lainnya . Suatu
ketika Hubab dan Abdullah meminta izin kepada Rasululloh untuk memenggal kepala
bapaknya itu , karena perilakunya yang selalu mengadu domba dan berkata tidak
benar. Akan tetapi Rasullulloh tidak mengizinkan “dawuh Rasullulloh “Kita akan
tetap berteman selama dia masih hidup”
Abdulloh
bin ubay menyebarkan fitnah dan apa yang di katakan oleh Abdulloh bin ubay
telah di dengar oleh zaid bin Arqam . Kemudian zaid meyampaikan kepada pamannya
dan pamannya menyampaikan kepada Rosullulloh saw. Hingga sahabat
umar pun geram kepada Abdulloh bin ubay karena kemunafikkanya itu. Lalu datang
abdullah bin ubay untuk menghadap Rasululloh dia tidak mengakui apa yang sudah
di katakan . Bahwa yang di katakan zaid itu salah dengar . Hingga turunlah
surat Al munafiqun ayat 8-10
“Mereka
berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar
orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya".
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang
mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat
Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan
belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh?"
Wallohu a’lam ع
0 Komentar