Nay,
dibawa hujan yang turun
selalu
ada yang senang dan murung
langit
memberi pelangi yang indah
yang
setia menungu butiran-butiran hujan reda
dibawah
langit yang sama, sang rembulan lagi asik-asiknya memancarkan sinarnya. Wor,
kata gurunya kau tau kan aku tak mempunyai ruang untuk menemui tamu, lebih baik
kolam yang diatas dibongkar saja dan ikannya dijadikan satu dikolam bawah. “inggih”
kata sawor.
sinar
mentari pagi yang hangat bersanding dengan kicauan burung-burung tetangga,
sawor mengajak sutris temannya untuk mengindahkan utusan dari gurunya.
memindah
ikan koi bukanlah hal yang mudah kau harus menjaga pisikologis ikan koi agar
tidak stres sewaktu dipindah ke kolam baru, setidaknya kau harus melibatkan
hati dan tatapan matamu yang seakan mengajak komunikasi kepada ikan agar ikan
nyaman sewaktu dipindah.
ikan
sudah selesai dipidah, palu bondem pun mulai dimainkan, palu bondem hanya diperlukan dibidang yang besar, setelah
itu urusan betel dan palu yang beraksi.
sawor
hanya bermodal berani dan tak takut tanganya terkena palu. Disela-sela sawor dan sutris bergelut dengan
membetel, gurunya sidak.
“Yo opo
wor atos opo ora” kata gurunya. “Atos guru” jawab sawor.
“Cobak
kowe bayangno lek santri seng kandanane angel ya kayak ngunu kuwi” sawor hanya
menjawab dengan cengegesan. Hehehe.
Dan
dalam hatinya bergeming “Eh iyo yo, dadi guru kuwi kudu sabar tatkalah
dihadapkan oleh santri seng kandanane angel, kudu sering didungakno dan diberi
betelan nasihat agar santri ora angel kandanane.”
Sawor
pun melanjutkan aktifitas mbetelinya dengan semangat. Bongkahan-bongkahan itu
seperti sawor yang bengal dengan harapan tidak bengal lagi.
seiring
dengan membetelnya insting dan akurasi sawor mulai mahir dia tidak lagi melihat
palu agar bermuara ke pantat betel dengan tepat sawor hanya bermain insting
palu yang diayunkan akan tepat ke pantat betel itu.
0 Komentar