Rasa takut lumrah dimiliki manusia.
Bagi orang yang patuh dan kukuh dalam menghamba kepadaNYA, takut bahkan menjadi
salah satu tangga dalam suluk. Namun ternyata, rasa takut tidak terdapat di
dalam diri manusia saja. Tetapi juga terdapat di dalam diri malaikat. Hal
tersebut di sampaikan oleh Ustadz Ali Misbahul Munir dalam Kajian Risalatul
Qusairiyah di Ma’had Tee-bee siang kemarin (16/4). Pada halaman 74
(penerbit Darussalam) dijelaskan bahwa malaikat Jibril dan Mikail tiba-tiba
cukup lama karena ingat apa yang terjadi pada iblis hingga mendapat murka
Alloh. Betapa mereka berdua sadar bahwa mereka tidak punya lagalitas untuk
terus merasa aman dengan posisi mulia yang mereka sandang. Sebab, Iblis yang
pernah mendapatkan tempat yang mulia di sisi Alloh pun akhirnya terlempar dari
surga dan dimurkai olehNYA. Mereka pun takut bila hal tersebut terjadi pada
mereka.
"Dari sini kita bisa
mengambil pelajaran bahwa orang-orang yang mulia. Yang sekarang hidup patuh
kepada Alloh. Menjalankan perintahNYA. Tidak menutup kemungkinan, suatu saat
akan dimurkai oleh Alloh. Artinya, kita harus selalu waspada dan takut hal
tersebut terjadi pada kita”. Tambah Pengasuh Ma’had Nurul Qur’an tersebut.
Senada dengan ujaran di atas, Hatim
al-Ashom mengatakan, “Jangalah kamu tertipu dengan tempat-tempat yang solih.
Sebab tidak ada tempat yang lebih solih daripada surga, dan pikirkanlah apa
yang menimpa Adam as. di tempat yang begitu soleh. Jangan pula kamu tertipu
oleh banyaknya amal ibadah. Sebab setelah iblis beribadah begitu lama, ternyata
ia harus mengalami nasibnya seperti itu. Juga janganlah kamu tertipu oleh
banyaknya ilmu, sebab Bal’am pun mengetahui al-Ismul a’dzom, tapi
lihatlah apa yang terjadi padanya? Janganlah kami tertipu karena bertemu orang
yang soleh, sebab tidak ada orang yang lebih agung daripada Nabi Muhammad. Akan
tetapu kerabatnya dan orang-orang yang bertemu dengannya pun tidak mengambil
manfaat dari beliau”.
Hal-hal semacam itulah yang mesti
menjadikan kita senantiasa takut. Dari terputus dengan Alloh. Takut mendapatkan
murkaNYA. Sebab kita tidak memiliki jaminan terus baik. Pun pula, kebaikan kita
juga tidak punya jaminan benar-benar baik dan layak diterima.
Maka, Abu Hafsh (Umar bin Maslamah
al-Haddad) mengatakan dengan sangat tawadlu’,: “Selama 40 tahun tahun aku
benar-benar yakin bahwa Alloh swt. Memandangku dengan murka dan semua
perbuatanku membuktikan hal itu”.
Di pembahasan akhir bab khouf (takut),
terdapat qoul yang menggambarkan betapa ketakutan senantiasa melimputi seorang
hamba. Ketakutan akan rasa gagal dalam pengabdian kepadaNYA.
Imam Syibli ditanya, “Mengapa matahari
warnanya pucat ketika akan terbenam?” Beliau menjawab,: “Sebab matahari telah
tergelincir dari tempat kesempurnaan. Ia menjadi kekuning-kuningan karena
ketakutannya terhadap tahapannya sendiri. Bagi orang yang beriman, menjelang
keberangkatannya dari dunia ini telah dekat, warna kulitnya akan menjadi pucat
karena takut akan berdiri di hadapan TuHannya . Dan ketika matahari terbit, ia
bersinar cemerlang. Sama halnya dengan orang yang beriman, ketika dibangkitkan
dari kubur, ia muncul dengan wajar bersinar”.
Mengenai redaksi di atas, Ustadz Ali
Misbahul Munir menjelaskan mengenai kalimat “tashfaru as-Sams”. Mengapa
menggunakan tasfaru, bukan yasfaru. Kenapa matahari dalam bahasa arab dihukumi
sebagai mu’annats atau perempuan. Yakni karena di dalam al-qur’an di nas
sebagai mu’annats. Sedangkan rembulan (qomar) di nas sebagai laki-laki.
“Guru saya pernah berkelakar mengenai
hal ini. Mengapa as-Syams disifati perempuan. Dan al-Qomar disifati laki-laki
dalam ilmu nahwu. Karena as-Syamsu hanya berani keluar ketika siang hari. Dan
tidak berani keluar ketika malam. Itu ciri perempuan secara umum. Takut keluar
malam. Tapi al-Qomar, keluar malah malam hari. Begitu pemberani. Dan itu
menjadi sifat umum laki-laki”
Ujaran tersebut disambut dengan tawa
oleh para Santri yang mendengarkan dengan campur mengantuk. Mungkin, ada santri
yang tidur, lantas ikut tertawa, karena yang lain melakukannya. Kalau ditanya,
kenapa tertawa? Senyumlah jawabannya. (ayt/11/krq)
0 Komentar