Setelah sholat isyak aku dan
teman-temanku tidak langsung bubar tapi tetap duduk di tempat. Karena pak imam
sholat, tidak langsung sholat sunnah seperti biasa melainkan berbalik dan
mengucap salam. Bercerita sedikit tentang rencana rehab pembangunan Graha
Astana. Tiba-tiba ditengah pembicaraan pak imam bercerita tentang jenazah yang
aneh kematiannya. Tepatnya di pulau randuma daerah kadma desa ladken. Kata pak
imam semasa hidup orang ini suka sekali membeli dan menguasai tanah-tanah di
daerah tersebut. Ketika jenazah mau dikuburkan ada yang aneh. Aneh kenapa?
Tanahnya itu tidak bisa dalem-dalem. Karena sudah lelah sang penggali kubur.
Akhirnya jenazah langsung dikuburkan saja. Dan selang beberapa hari keluar
belatung dari kuburannya. Sering terdengar suara tangisannya dimasyarakat
hingga masyarakat ketakutan. Kiai yang ada di desa tersebutpun tidak bisa
mengendalikan peristiwa tersebut. Karena informasi ini sangat menarik. Dizaman
seperti ini masih ada kematian yang aneh seperti itu. Pak imam memberitahu pada
aku dan temanku untuk mencoba mencari tahu informasi lebih jelasnya tentang
informasi kematian di daerah tersebut.
Satu minggu kemudian aku dan temanku baru
pergi untuk mencari informasi tersebut. Kami pergi dengan sepeda motor.
Melewati jembatan panjang dan nyasar-nyasar. Setelah bertanya kepada
orang-orang akhirnya kami sampai di tempat daerah kematian jenazah yang aneh
tersebut. Desa ini masih sangat rindang. Banyak pepohonan. Dan rumah-rumah
masih sangat jarang-jarang atau masih banyak tanah kosong. Jarak antara rumah
yang satu dengan yang lain sekitar lima sampai sepuluh meter. Bahkan ada yang
sampai duapuluh meter baru ada rumah.kadang difikir-fikir. Kalau ada maling
terus bagaiman. Minta tolong siapa.
Sampai kami di rumah salah satu warga.
Dan mulai pembicaraan. Ketika kami mulai bertanya tentang kematian jenazah yang
aneh di desa ini. Ekspresi mimik raut wajah narasumber sangat ketakutan karena
masih teringat ketika narasumber merasakan ketakutan peristiwa gentayangan
jenazah ini. Narasumber mengenalkan dirinya. Dan kami saling berkenalan.
Narasumber seorang ibu berumur 48 tahun sebut saja ibu Marpu’ah dan nenek
berumur 67 tahun sebut saja mbah Romela. Ibu Marpu’ah terlebih dahulu bercerita
tentang kematian jenazah tersebut. Dengan segala keanehan yang terjadi seputar
kematian jenazah tersebut. Kata bu Marpu’ah jenazah ini adalah seorang ibu yang
sangat terkenal kaya raya di desa ladken sebut saja ibu Riyani. Sebelum
meninggal ibu Riyani sudah daftar haji. Seharusnya tahun ini beliau berangkat
untuk ibadah haji. Tapi entah kenapa, ibu riyani merasa kesakitan kepala
sebelah. Hingga tidak jadi meneruskan urusan hajinya. Ketika di periksakan kedokter
bu Riyani di sarankan untuk periksa ke rumah sakit. Hasil rekap medis bahwa ibu
Riyani mengalami peradangan telinga bagian dalam. Hingga harus rawat inap di
rumah sakit. Beberapa minggu di rawat di rumah sakit, keadaan bu Riyani semakn
memburuk. Hingga akhirnya meninggal dunia. Keluarga yang dirumah sakitpun
menghubungi keluarga di rumah bahwa bu Riyani telah meninggal dunia. Serta
meminta untuk menyiapkan segala yang di persiapkan untuk acara kematian bu
Riyani.
Yang mulai janggal adalah dari kematian
bu Riyani adalah ketika keluarga mulai minta tolong untuk penggali kubur.
Tanahnya tidak seperti biasanya. Susah untuk di gali. Hingga sampai sebatas
pusar. Sudah tidak bisa di gali lagi. Lansung saja keluarga melakukan prosesi
penguburan jenazah. Selang tiga hari seorang pencari rumput di sekitar
pemakaman kaget . karena melihat ada banyak belatung diatas kuburan bu Riyani.
Dan ketika di tetangganya ada acara tahlilan, ibu Riyani menampakkan dirinya
yang masih di bungkus pocong kepada warga yang ikut tahlilan di rumah tetangga
bu Riyani hingga warga ketakutan. Selang beberapa hari ketika ada pengajian
disalah satu rumah warga desa lakden bu Riyani menampakan dirinya lagi yang
duduk di paling pojok belakang. Banyak warga yang melihatnya.
Bu Marpu’ah ketakutan karena sering
mendengar orang menangis, tapi suaranya jauh. Sejak kematian bu Riyani. Mbah
romela juga menyampaikan pendapatnya bahwa juga ketika sholat berjamaah di
musholla, salah satu warga yang selesai sholat dan salam yang kedua, warga ini
melihat pas di sampingnya ada bu Riyani. hingga kaget dan keluar kata-kata yang
kotor dari warga ini. Mbah Romela memang sering melihat mahkluk astral. Dari
genderuwo, tuyul, sampai setan gundul. Tapi itu sudah lama. Ketika kematian bu
Riyani, mbah Romela ketakutan karena informasi yang tersebar di masyarakat. Dan
ketika malam kedua kematian bu Riyani, mbah Romela merasa ada yang aneh. Ketika
beliau terbangun sekitar jam setengah dua malam mencium seperti bau busuk.
Semakin di dekati baunya sangat busuk. Mbah Romelapun kembali tidur. Dan di
malam kelima malam kematian bu riani. Mbah romela kembali merasakan peristiwa
yang sama. Yakni mencium bau busuk yang sama. Mbah Romela mulai merasa resah
dan gelisa. Karena rasa takut yang ia alami.
Ada yang mengganjal dibenak mbah Romela.
Karena sepengetahuan bu Romela, bu Riyani ini adalah sosok yang sangat baik.
Semua warga juga banyak sekali yang merasa kehilangan. Karena ketika hidup, bu
riyani terkenal sosok yang dermawan selalu menolong warga yang kesusahan.
Misalnya ketika warga membutuhkan uang. Berapapun yang dibutuhkan pasti akan di
pinjami bu Riyani tanpa bunga atau uang tambahan sedikitpun. Dan tidak pernah
menagih hutang yang di berikan. Saudara-saudaranya juga orang-orang terkaya di
desa ladken. Anehnya warga desa tidak ada yang tahu saudara-saudaranya kerjanya
apa. Mereka kebanyakan duduk dirumah bersantai. Bu riyani ini merupakan istri
kedua. Kabar terakhir yang terdengar suami bu Riyani ini menikah lagi. jadi
total istrinya tiga. Suaminya memiliki usaha kerjasama dengan temannya berupa
menyalurkan air-air PDAM kebeberapa warga. Mbah Romela heran dengan kehidupan
bu Riyani dan keluarganya. Karena di ketahui bahwa ketika kematian bu Riyani.
Warga yang berkunjung untuk takziah mendapatkan uang seratusan ribu. Dan di
ketahui uangnya penuh satu lemari besar. Warga banyak yang heran. Rumah megah,
mobil mewah, harta melimpah, tanah dimana-mana, hampir semua tanah di daerah
itu dikuasai oleh bu Riyani. setiap ada tanah yang dijual, pasti langsung
dibeli oleh bu Riyani. tapi pekerjaanya hanya menyalurkan air ke beberapa
warga. Itupun bekerja sama dengan orang lain. Uang dari mana sebenarnya bu
Riyani ini.
Bu Marpu’ahpun menyelip berkata, cerita
kata cerita bu Riyani dan keluarganya memiliki pesugihan. Karena kerjanya
begitu-begitu saja. Sedangkan harta kekayaanya melimpah. Rumah bertingkat,
mobil hampir setiap anggota keluarga memiliki. Tidak pernah kekurangan yang
namanya uang. Siapa coba yang tidak heran dengan kehidupan ibu Riyani dan
keluarganya. Ada kabar bahwa pernah ada warga yang melihat ada ular besar di
dalam rumahnya. Dan setan gundul. Tidak tau itu ulah orang yang sirik dengan bu
Riyani, atau orang iseng membuat informasi bohong atau gosip tidak jelas, atau
memang benar. Wallohu’alam.
0 Komentar