Aku mencurigai hidup, sebab ia
bukan kepastian. Kusangka ia akan baik-baik saja berjalan, tetapi tiba-tiba
kepalaku seperti dipukul gada, berkali-kali sampai tak sadarkan diri. Lain
waktu kupikir aku akan celaka, lama berselang, aku baik-baik saja, malah bisa
bersiul menikmatinya. Kemudian memang, ia berjalan sesuai jalannya sendiri, ia
makhluk juga yang tak kuasa menentukan semua yang diinginkan akan jadi
kenyataan. Karena tak pernah belajar menkhalifahi hidup, seringkali aku heran
dan tersiksa menghadapinya.
Kalau kau bukan ikan mati, sampah
atau tai maka hidup itu melawan arus sungai. Pertama tentu kau akan basah,
lelah, dan tak boleh berhenti berenang. Lantas siapa yang menentukan kapan
engkau akan berhenti berenang? Lantas kemana tujuan kita melawan? Di tepi mana
kita musti berhenti dan meyakini bahwa ini memanglah sebuah persinggahan?
Sedangkan engkau memikirkan
jawaban-jawaban, engkau tak boleh lupa terus berenang.
0 Komentar