Katakanlah seseorang dapat berhenti untuk
melihat orang lain, dan berbalik menyadari dirinya sendiri serta betapa banyak
anugerah yang diterimanya, tentu mereka dapat melepaskan diri dari sikap iri
yang penuh duri.
Yang terpenting adalah mencukupkan diri
pada kebutuhan yang diperlukan, seadanya, apa-adanya, tidak terlalu ngoyo dan
menuntut diri agar tampil mengungguli yang lain, karena iri dan sombong.
Tahu bahwa yang demikian itu tidak
berfaedah apapun, tidak akan pernah membawa kesenangan selamanya, karena sudah
menjadi alasanya, sebentar senang, sebentar susah. Sudah menjadi kodrat, selalu
bergiliran.
Kadang dilebihi, kadang melebihi.
Sekarang melebihi si A besok bisa saja dilebihi si A, tidak mungkin selalu
terus di atas. Keinginan untuk selalu dan selalu di atas, itu sesuatu yang
memaksakan, tidak nriman dan menyalahi kodrat.
Jelas tidak akan membuahkan kebahagia,
malah akan susah dan kesusahan. Terlalu berambisi jika kita harus terus menerus
membandingkan diri dengan orang lain, tidak rela dengan kelebihan yang di
dapatkan orang lain.
Jikalau masih kuat berusaha, ya berusaha
sekuat semampunya, dengan tetap melihat kapasitas diri, tidak perlu memaksakan
diri. Jika sudah lelah ya istirahatlah, bukan berhenti dan menyerah.
Tidak ada yang mengadakan perlombaan,
tidak ada yang mengajak kita berlomba, karena memang tidak ada. Malah kita
sendiri yang membuat-buat perlombaan itu, seolah-olah sedang bertanding dan
bersaing dengan orang lain. Dengan setiap orang, tidak boleh kalah, tidak mau
kalah, harus unggul, kalau kalah akan malu tujuh turunan. Itu namanya lucu,
orang ngAlloh iku luhur wekasane.
Semua itu kita yang buat, semua itu hanya
seolah-olah, jurinya tidak ada, terkadang malah kita sendiri yang menjadi
jurinya. itu lucu. Kadang-kadang orang lain dia, saja, kita sendiri yang merasa
diajak berlomba. Mereka tenang-tenang saja, kita galau tak tentu arah, dan
sangat ingin berteriak, “aku menang”.
Hidup sewajarnya, sak dermo ngelakoni,
berusaha sewajarnya, kalau kayapun ya bertingkah sewajarnya, tidak perlu senang
menunjukkan kekayaan, karena tidak ada yang perlu dibuktikan.Hidup yang
demikian, menjadi dipenuhi ketentraman.
0 Komentar