Pagi itu anugerah, nikmat yang tak bisa
kau beli dengan rupiah. Di kota, yang mengepul bukan dapur simbok, melainkan
knalpot-knalpot mobil dan motor, becak pun sudah mengepul pagi buta, ngangkut
sayuran dari keputran ke pasar-pasar tradisional.
Sarapan itu nikmat juga, dan bisa dibeli
di dengan rupiah, di warung emperan jalan atau restoran mahal. Kalau tiba-tiba
ada kambing oven dihadapanmu, itu namanya min haisu la yahtasib.
Kambing oven saja itu! Belum kalau ada bumbu kacang, sambel dan nasi hangat.
Wuih! Namanya min
fadlillah!
Lalu, menulis itupun juga kenikmatan
tiada tara. Menghayati kerja jari, mata, otak, akal, imajinasi juga punggung,
kaki dan seluruh komponen tubuh yang aku punya untuk bisa menghasilkan sebuah
tulisan sederhana. Maka tak usah kau pungkiri lah, kalau tulisan pendek ini
selezat kambing oven yang aku ceritakan tadi. Iya tho?
Selamat menyantap!
2 Komentar
sekarang nikmatnya juga seperti menyantap kambing oven kemaren toh... iya toh.. iya toh.... hehehe selamat menikmati
BalasHapus9 Jempol...hehe...
BalasHapus